Paroki Roh Kudus

Renungan

Home / Renungan
Paroki Roh Kudus

Allah Yang Bermedia Menyatakan Diri

Renungan Hari Minggu Prapaskah III / C

Kel 3:1-8a,13-15 ; 1Kor 10:1-6,10-12 ; Luk 13:1-9

 

Adik saya mengajar anak TK di sebuah sekolah ternama. Anak-anak balita yang sekolah di TK itu menerima pengajaran yang mudah dimengerti. Caranya adalah guru mengajar dengan pengajaran bermedia. Banyak alat peraga yang digunakan pendidik dalam mengajar sehingga anak-anak TK menangkap maksud dan arti dari proses belajar mengajar tersebut.

Allah bermedia menyatakan dirinya untuk membebaskan manusia bukan menindas manusia. Allah menyatakan diri kepada Musa dalam semak duri yang terbakar tetapi tidak hangus. Ketika Musa mendekat, Allah menyapanya, tanggalkan kasut dari kakimu karena tempat dimana kakimu injak tanah adalah tempat kudus. Tanggalkan kasut adalah tanda menanggalkan manusia lama yang masih dilumuri dosa. Allah yang menyatakan diri kepada Musa adalah Allah Abraham-Ishak-Yakub. Allah menyatakan diri kepada Musa dan mengutus Musa untuk membebaskan Bangsa Israel dari Perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji.

Allah menyatakan diri dalam tiang awan kepada bangsa Israel yang dipimpin Musa di padang Gurun. Mereka dituntun di padang gurun menuju tanah terjanji dalam tuntunan tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Mereka yang setia pada tuntunan itu selamat. Mereka yang memiliki hati yang jahat terhadap Yahwe mengalami kematian. Berjalan menurut pedoman dan arahan Tuhan adalah ciri orang yang bertobat. Sebaliknya mereka yang berjalan menurut hatinya yang jahat dan ditewaskan adalah orang yang mati karena dosanya sendiri.

Allah menyatakan diri kepada manusia dalam perumpamaan Pohon Ara. Allah adalah pemilik kebun. Pengurus kebun adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Pohon ara adalah umat yang Tuhan percayakan kepada pengurus. Ketika Tuhan mendapati pohon tidak berbuah berturut-turut selama tiga tahun, Tuhan meminta pengurus kebun untuk memotong pohon ara itu. Tetapi pengurus kebun khususnya pohon ara itu menyadari bahwa barangkali kesalahan dan kelalaian pengurus untuk memberi perhatian yang lebih kepada pohon ara itu sehingga selama tiga tahun berturut-turut tidak menghasilkan buah. Maka pengurus itu meminta kepada Pemilik Kebun itu untuk memberikan kesempatan setahun lagi bagi pengurus itu untuk lebih memberikan perhatian kepada yang tidak berbuah itu. Barangkali dengan gemburkan tanah di sekitar pohon ara, pemupukan dan serta pengairan yang baik selama setahun, akan menghasilkan buah.

Peluang perlu diciptakan bagi sesama yang berkembang baik maupun yang kurang baik, agar kesempatan yang dibangun itu dapat dimanfaatkan oleh yang berkembang baik dan yang belum baik atau tidak berkembang, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dan dalam kontrol dan evaluasi yang rutin, buah-buah yang diharapkan bisa dipetik pada waktunya. Dengan adanya peluang dan mengisi peluang yang ada, kemudian dengan agenda dan evaluasi yang baik, hasil yang diperoleh menjadi sebuah hasil yang diperoleh dari gerakan bersama, sehingga tidak saling mempersalahkan satu dengan yang lain. Kalau dalam sebuah organisasi yang terdiri dari anggota dan pemimpinnya, atasan tidak menyalahkan bawahan atau sebaliknya kalau hasil yang diperoleh tidak diharapkan. Atau keberhasilan yang diraih, tidak hanya merupakan sebuah apresiasi kepada yang meraihnya secara personal, tetapi merupakan apresiasi kepada atasan maupun bawahan karena hasil itu dalam proses pencapaiannya melalui sebuah gerakan atasan – bawahan atau gerakan bersama.

 

Sumber : Romo Benediktus Bere Mali, SVD - benymaly.blogspot.com

- Heribertus Winarto, Pr -